Judul : 5 cm
Karya : Donny Dhirgantoro
Cerita berawal dari tongkrongan lima orang anak yang bisa dibilang ‘ajaib’. Ada empat cowok dan satu cewek.
Arial : Dia ini yang paling ganteng diantara sahabat-sahabatnya. Dia orangnya tenang dan nggak neko-neko. Selalu menaati peraturan yang ada dan punya prinsip Live By the rules. Dia punya adik kembar namanya Arinda, kelakuannya nggak jauh beda sama abangnya.
Riani : Ini dia satu-satunya cewek di sekumpulan sahabat ini. Cewek berkacamata ini selain cantik juga pinter, wawasannya luas.
Zafran : Dia kurus sampe dijuluki ‘kapur SD’. Dia ini vokalist, hobinya bikin puisi, syair dan nyanyi tentunya. Si juple ini seneng banget sama Arinda (Adiknya Arial)
Ian : Yang satu ini badannya gendut, nggak heran sahabat2nya suka manggil dia ‘Si Banana Boat’, ‘Kasur Air’, ‘Teletubbies’, de el el. Dia jago nyanyi+main gitar, kolektor film bokep.
Genta : The leader yang selalu jadi penetralisasi setiap masalah di antara mereka. Tingkah2nya kaya Riani. Dan paling deket sama Riani. Ya, Genta sangat mengagumi Riani.
Mereka berlima selalu ngabisin waktu di luar aktivitas primer mereka bareng2. Nongkrong, main2, debat kusir yang ujung2nya gak jelas, gila bareng. Sampe akhirnya mereka merasakan yang namanya ‘kehambaran’. Setiap nongkrong mereka sering bahas sesuatu yang udah pernah/sering mereka bahas, mereka ngerasa hidup mereka gini2 aja. Sampe akhirnya mereka memutuskan buat pisah sementara waktu.
Mereka gak boleh saling ketemu, sms-an, telfon, atau berhubungan selama tiga bulan. Genta, Sang leader janji bakal bikin perayaan khusus di hari setelah 3 bulan nanti (tepatnya sih 14 agustus).
Singkat cerita, Genta ternyata ngajakin mereka buat mendaki puncak tertinggi di Pulau Jawa, MAHAMERU. (Arinda ikut, jadilah enam anak ini mendaki puncak Mahameru).
Perjalanan pun mereka lalui dengan tekad setebal baja. Dari Ranu Pane ke Ranu Kumbolo (surganya Mahameru)
Di Ranu Kumbolo siang itu mereka beristirahat di tanah lapang dengan danau biru kehijauan lembah yang menyerupai sebuah mangkok besar mengelilingi mereka, keindahan alam selalu membuat mereka kagum. Seperti biasa ke enam anak ini ngomongin hal2 yang membuat timbulnya debat kusir di antara mereka. Tentang relativitas Einstein sampe ketidak pastian, pembicaraan yang selalu dihiasi dengan quotes indah.
Yang terpenting adalah, mereka selalu percaya adanya Tuhan, yang selalu melindungi mereka.
“Berarti rugi banget dong orang atheis yang gak percaya atas keberadaan Tuhan. Rugi banget! Sumpah! Ngabayangin aja males.”
“Dan Tuhan memelihara ketidak pastian itu pada seluruh umat manusia agar manusia mau terus belajar, terus bermimpi dan ujung2nya kita akan kembali pada-Nya”
Setelah Ranukumbolo perjalanan berlanjut melewati indahnya padang ilalang, padang edelweis (yang gak boleh dipetik bunganya barang satu aja), Kalimati, Arcopodo dan akhirnya PUNCAK MAHAMERU. Perjuangan untuk sampai pastinya gak mudah. Banyak hal yang dialami ke enam anak manusia ini meraih puncak Mahameru. Dari hal mistis sampe mengharukan.
Waktu itu tepat tanggal 17 Agustus, di puncak Mahameru diselenggarakan upacara bendera penuh haru. Sangat jelas mereka adalah anak2 bangsa yang cinta sama tanah airnya.
“Dan selama ribuan langkah kaki ini, selama hati ini bertekad hingga semuanya bisa terwujud sampai di sini, jangan pernah sekali pun berkata ‘mau menyerah’ mengejar mimpi2 kita.... Saya Riani saya mencintai tanah ini dengan seluruh hati saya”
Dan akhirnya Sang bendera Merah Putih berkibar di puncak Mahameru. Puncak tertinggi di Pulau Jawa.
Mereka pun terheran2, gak percaya mereka bisa sampai di puncak Mahameru.
Yang bisa dilakukan seorang makhluk bernama manusia terhadap mimpi2 dan keyakinannya adalah mereka tinggal mempercayainya. Dan mereka percaya, mereka BISA.
“Jadi kalo kita yakin sama sesuatu, kita Cuma harus percaya terus berusaha bangkit dari kegagalan, jangan pernah menyerah dan taruh keyakinan itu di sini” Zafran meletakkan telunjuk di depan keningnya.
“Betul banget. Taruh mimpi itu di sini” Genta melakukan hal yang sama.
“Juga keinginan dan cita2 kamu”, ujar Arial
“Semua keyakinan, keinginan dan harapan kamu.......” Riani berkata pelan.
“Taruh di sini......” Dinda meletakkan telunjuk di depan keningnya.
“Betul!........ Apa yang mau kamu kejar taruh aja di sini” Ian membawa jari telunjuknya menggantung, mengambang di depan keningnya..
“Kamu taruh di sini, jangan menempel dikening...
Biarkan...
Dia
Menggantung
Mengambang
5 cm
Di depan kening kamu
Jadi dia gak akan pernah lepas dari penglihatan kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu liat setiap hari dan percaya bahwa kamu bisa.....
Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh,
Bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat,
Apa pun itu, segala keinginan, mimpi, cita2, keyakinan diri...
Biarkan dia menggantung, mengambang 5 cm di depan kening kamu. Dan setelah itu, yang perlu kamu lakukan Cuma...”
“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya.
Mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
leher yang akan lebih sering melihat ke atas.”
“Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja”
“Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya”
“Serta mulut yang akan selalu berdoa......”
Sebuah cinta memang harus diungkapkan, karena tidak pernah ada cinta yang disembunyikan kecuali oleh seseorang yang terlalu mencintai dirinya sendiri.
Malam itu di Ranu Kumbolo, Genta mengungkapkan semua isi hatinya pada Riani...
Selama ini Riani selalu menyimpannya dengan baik beralaskan harap, berbungkus mimpi ceria dan kerinduan... Nggak berani mengungkapkan semuanya atas nama wanita -__-
Akhir kisah cinta kali ini memang tak terduga.. Selengkapnya silakan baca sendiri..
Lebih seru kalo baca sendiri ^^
Efek samping buku ini :
Yang gak semangat jadi semangat
Yang semangat jadi lebih semangat
Jadi pengen selalu punya ‘sahabat’
Meningkatkan kadar cinta tanah air
Jadi pengen mendaki -.-a
De el el
Temukan sendiri efek samping lainnya ^^
Sekian
Tengkyuu ^^
1 comments:
nice books, check out my website sista :)
http://devilishworld-not-mine.blogspot.com
#purapuragakenal :D
Post a Comment